Selasa, 23 Oktober 2012

ANALISA KEKUATAN PARTAI GOLKAR BERDASARKAN PERAN DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA

Partai politik adalah salah satu komponen yang penting di dalam dinamika perpolitikan sebuah bangsa. Partai politik dipandang sebagai salah satu cara seseorang atau sekelompok individu untuk meraih kekuasaan, argumen seperti ini sudah biasa kita dengar di berbagai media massa ataupun seminar-seminar yang kita ikuti khususnya yang membahas tentang partai politik. Dalam tema kali ini saya ingin menganalisa fenomena partai politik dalam kancah perpolitikan nasional antara yang seharusnya terjadi dan yang senyatanya terjadi. Di Indonesia partai politik menjadi alat untuk menjembatani para elit politik untuk mencapai kekuasaan politik dalam negara. Biasanya partai politik ini adalah organisasi yang mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.
Di era reformasi dimana keran kebebasan kembali dibuka setelah lama dipasung ketika masa Orde Baru berlangsung membuat banyak partai politik menjadi meningkat dalam hal jumlah. Diakui atau tidak dalam era sekarang ini sistem yang menganut jumlah partai yang banyak (multipartai) membuat kinerja negara yang menganut sistem presidensil menjadi tidak efektif. Hal itu, terbukti dalam pemerintahan yang terbentuk di masa reformasi, mulai dari pemerintahan BJ. Habibie, pemerintahan Abdurrahman Wahid, dan pemerintahan Megawati sampai ke pemerintahan SBY jiilid 1 maupu jilid 2 dewasa ini. Keperluan mengakomodasikan kepentingan banyak partai politik untuk menjamin dukungan mayoritas di parlemen sangat menyulitkan efektifitas pemerintahan, termasuk pemerintahan SBY-Boediono yang ada sekarang.
Partai baru banyak bermunculan dengan wajah-wajah lama dari era perpolitikan terdahulu atau bahkan merupakan sosok yang “dibuang” dari partai sebelumnya. Dalam hal ini saya mencontohkah Partai Hanura dan Gerindra, dimana partai ini juga termasuk partai baru yang cukup sukses didalam pemilu tahun 2009. Partai politik yang tergolong baru juga tergolong mempunyai kans yang kuat untuk meraih massa dengan pandangan baru yang mengatasnamakan kekecewaan publik terhadap kinerja parta politik yang ada saat ini, karena memang sulit dibantah keadaan partai politik yang ada saat ini semakin membuat publik kurang percaya dengan kredibilitas partai yang ada mengingat banyaknya kasus yang membelit satu per satu partai yang ada saat ini.
Menurut Mac Iver, partai politik adalah suatu perkumpulan terorganisasi untuk menyokong suatu prinsip atau kebijaksanaan, yang oleh perkumpulan itu diusahakan dengan cara-cara yang sesuai dengan konstitusi atau UUD agar menjadi penentu cara melakukan pemerintahan. Perkumpulan-perkumpulan itu diadakan karena adanya kepentingan bersama. Oleh karena itu, seringkali suatu perkumpulan atau ikatan diadakan untuk memenuhi atau mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat. Selain mempunyai kepentingan bersama, suatu perkumpulan khususnya partai politik, akan muncul karena anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Pada umumnya, para ilmuwan politik biasa menggambarkan adanya 4 (empat) fungsi partai politik. Keempat fungsi partai politik itu menurut Miriam Budiardjo, meliputi sarana: (i) sarana komunikasi politik, (ii) sosialisasi politik (political socialization), (iii) sarana rekruitmen politik (political recruitment), dan (iv) pengatur konflik (conflict management). Dalam istilah Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi partai politik itu mencakup fungsi (i) mobilisasi dan integrasi, (ii) sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih (voting patterns); (iii) sarana rekruitmen politik; dan (iv) sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan.[1]
Semenjak lumpuhnya demokrasi berdasarkan kepada partai politik dan munculnya suekarno dengan system Politik Demokrasi Terpimpin, pandangan masyarakat terhadap partai menjadi kurang baik. Disamping peranan partai yang sudah merosot tumbuhlah pula anggapan bahwa partai adalah penyebab ketidak stabilan politik.[2] Lalu dengan melihat bahwa masyarakat tersusun atas berbagai kelompok kepentingan yang merupakan kumpulan orang-orang berada di dalam lingkungan lapangan hidup yang sama maka dibentuklah Golongan Karya untuk mengumpulkan dan menyimpulkan keseluruhan kepentingan-kepentingan tersebut. Dengan demikian maka berbagai kepentingan yang hidup dan tumbuh di dalam masyarakt Indonesia disalurkan dan diwakili melalui suatu lembaga yang terorganisir dari pusat system politik yaitu Golongan karya.
Kekuatan mesin politik Partai Golkar patut diperhitungkan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Melalui mekanisme organisasi yang dimiliki, partai berlambang pohon beringin di Indonesia siap memaksimalkan kekuatan yang dimiliki mencapai target politiknya. Partai Golkar di inodenesia merupakan sebuah partai yang besar dan tidak kita ragukan juga bahwa partai berlambang pohon bringin tersebut sudah mengenyam kekuasaan di Indonesia sangat lama. Sementara itu, dari perspektif baru partai politik dilihat sebagai sebuah sistem yang berhubungan dengan masyarakat, pemerintah dan organisasi partai politik itu sendiri. Pada saat Partai Golkar mendukungan kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM, maka pada saat itu partai Golkar dapat dilihat sebagai bagian pemerintahan SBY yang berfungsi mengkomunikasikan gagasan kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Namun, sikap ini berubah pada saat Sekjen Partai Golkar, Idrus Marcham memutuskan untuk menolak rencana kebijakan peme¬rintah. Keputusan yang dibuat dalam rapar internal organisasi tersebut dapat dilihat sebagai keputusan Partai Golkar sebagai sebuah organisasi.
Partai berlambang pohon beringin ini mempunyai masa kejayaan pada masa orde baru di mana partai ni berkuasa sangat lama sekali. Oleh karena itu sejarah partai golkar dalam system politik Indonesia sangatlah bagus karena sudah banyak berkuasa di negeri ini baik di pusat maupun di daerah kader-kader partai Golkar berkuasa dan memperjuangkan hak aspirasi masyarakat. Faktor yang sangat berpengaruh dalam partai Golkar di perpolitikan Indonesia adalah munculnya Partai Golkar sebagai partai pemerintah yang secara tegas mendasarkan dukungannya kepada pegawai negeri. Sejalan dengan usaha Golkar untuk menghimpun pegawai negeri, keputusan Mendagri untuk melarang pegawai negeri di dalam partai politik banyak sekali mempengaruhi kemerosotan pendukung partai politik.[3]


[1] Loker Info Politik dan Organisasi « gogoBengkulu.htm
[2] Sanit, Arbi. Sistem Politik Indonesia, CV Rajawali Pers, 1982. Hlm 28.
[3] Sanit, Arbi. Sistem Politik Indonesia, CV Rajawali Pers, 1982. Hlm 61.